Dystopia
THE INVASION OF THE TEARLING: Mindblowing Sequel
THE INVASION OF THE TEARLING
Penulis: Erika Johansen
Penerbit: Fantasious
Tahun terbit: Cetakan I, Juli 2016
Tebal: 592 halaman
Goodreads rating: 4,15
--
Kelsea Glynn menghentikan pengiriman budak ke Mortmesne dan membuat Ratu Merah murka. Sekarang seluruh kerajaan Tearling harus menanggung akibatnya. Pasukan Mortmesne dalam jumlah besar dan perlengkapan perang lengkap berderap menuju London Baru.
Kelsea tidak punya banyak waktu. Ia kekurangan pasukan dan senjata sementara ia ingin menyelamatkan seluruh rakyatnya. Yang dimilikinya hanya dua permata yang tidak lagi menunjukkan keajaiban dan justru terus menerus membawanya ke masa lalu. Kepada kehidupan seorang perempuan bernama Lily Mayhew. Negara tetangga, Cadare, tidak bersedia membantu. Satu-satunya tawaran bantuan yang diperolehnya hanya dari iblis berbahaya yang muncul dari api.
Tearling pasti kalah. Namun Kelsea tidak berniat menyerah.
**
Perlu gue informasikan bahwa novel ini adalah seri kedua dari Trilogi Queen of Tearling. Gue sudah lama baca buku pertamanya. Dan benar-benar malas untuk menulis reviewnya saat itu. Jadi yah, nanti aja review buku pertamanya menyusul kalau gue sudah baca ulang. LOL.
BADASS QUEEN
Mare Barrow? Gak ada apa-apanya dibandingkan Kelsea.
Cersei Lannister? Lewat.
Daenerys Stormborn? Kelsea lebih badass.
Yang gue suka banget dari karakter Kelsea: sebagai ratu dia gak menunjukkan kelemahan. Kelsea memang insecure dengan penampilannya sendiri –yang ia anggap tidak cantik. Tapi menurut gue, itu kelemahan dia sebagai wanita. Sebagai Ratu, dia gak galau sama hal-hal yang gak penting sama sekali. Which is badass.
Hubungannya dengan Pen gak mempengaruhi cara dia mengambil keputusan. Sejak awal Kelsea memang tegas dan dia selalu ingin memberikan keadilan kepada rakyatnya.
Dan adegan pengepungan mendekati akhir? Wow. Just wow. Hands down. Asli merinding.
Trilogi ini jatohnya kayak buku biografi Kelsea Glynn, di masa awal-awal pemerintahannya sebagai Ratu Tearling. In a fiction way to tell. The plot revolves around Kelsea herself. Dan yang membuat asik baca buku ini adalah misteri-misterinya.
Siapa ayah Kelsea?
Juga karakter-karakter misterius seperti Fetch dan Rowland Finn.
Dan rahasia Ratu Merah. What is she capable of?
Sihir macam apa yang ada di universe trilogi ini? Karena sebagian cerita juga ambil bagian di masa modern (sebelum penyeberangan). Kan pembaca jadi bertanya-tanya, kok di zaman Kelsea (setelah penyeberangan) bisa ada sihir? Sekuat itu pula?
Yang gue suka juga dari novel ini adalah: semua tindakan karakternya feels real to me. Logis dan acceptable.
Plot Twist
Sepertinya...-sepertinya loh ya- pikiran gue sudah menjurus kepada kemungkinan plot twist penyeberangan itu. Tapi itu awesome banget. SUPER.
Erika Johansen bisa mikir sampai ke situ. WOW. Gue belum pernah baca tuh, yang kek gitu kejadian di buku-buku lain. Atau karena gue aja yang kurang baca kali ya. Anyway, karena plot twist itu letaknya benar-benar tepat –di akhir, gue kena momen “gue-harus-ke-masa-depan-dan-baca-buku-terjemahan-ketiganya-saat-ini-juga-serius”.
My mind was screaming loudly “WHAT WAS HAPPENING! WHERE IS THE NEXT CHAPTER? WHY IT ENDS SO SOON! SOMEBODY FREAKING TOLD ME OR I MIGHT DIE.”
KEKURANGAN
Gue setengah mati berusaha melewati bagian awal. Mungkin karena waktu itu lagi gak mood dan banyak kerjaan dan gue paksain baca, jadi gue perlu waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan novel ini. Tapi tetap aja sih menurut gue awalnya membosankan. Terutama gue selalu stuck dan kehilangan minat ketika bab Lily muncul. Why? Karena bagian cerita di masa Kelsea lebih seru. Jadi menurut gue, cerita bagian Lily semacam kena bayangan cerita di masa Kelsea.
Beda sama buku pertamanya, gue justru suka bagian-bagian awalnya.
Ratu Merah as a villain.
Kelsea sebagai karakter utama: sangat kuat. Sampai gue rasa gak ada yang bisa mengalahkan dia. Apapun masalah yang dilemparkan penulis kepada karakter Kelsea, somehow, dia selesaikan dengan baik. Bukannya gue pengen dia gagal atau apa. But she didnt get any real hard, tear jerking, heart wrenching, or tragedy event to struggle with. Kelihatannya aja dia harus berjuang keras, memikirkan banyak hal. Kek dia belum benar-benar dapat ujian hidup yang sebenarnya. Mungkin itu feeling gue aja, but....
Di sisi lainnya, hal itu membuat villain di buku ini gak menarik lagi. Villain-nya jadi minor. The mighty Red Queen looks like a whinny kid. I really really hate that.
With a main character that badass, she deserves villain with the same level. I recommend Cersei of The House Lannister.
Favorite Scene
Page 460. Gue gak akan menceritakan itu scene apa.
One hell of a scene there.
LAST WORDS
This is the second book. If you wanna read “The Invasion of The Tearling” I must force you to read “Queen of Tearling” first.
Do I recommend “The Invasion of The Tearling” ???
I do. If your kind of book is fantasy slash dystopia, I think you should try to read this book.
RATING
QUOTE
“Itu hal yang nyata, kejayaan. Tapi, tak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang kita korbankan demi itu. Rumah, keluarga, umur panjang yang penuh ketenangan. Itu juga hal-hal yang nyata, dan jika kita mencari kejayaan, kita mengorbankan semua itu.” - Jenderal Hall. Hal kepada Ratu Tearling. 458
Post a Comment
0 Comments