POTRET: SEBUAH RENCANA PERNIKAHAN

Potret

Aditia Yudis

mediakita

Cetakan I, 2017

386 halaman

Goodreads rating: 3,91

--

Potret bercerita mengenai kisah Saddam dan Tatyana dalam mempersiapkan pernikahan. Bersedia mendampingi Saddam berarti ia juga akan terseret dalam konflik keluarga besar Saddam. Bukan hanya itu, Tatyana juga harus menghadapi dua masa lalu sekaligus. Arthavan, masa lalunya dan Malina, masa lalu Saddam.  

**

Sebenarnya gue adalah penggemar rahasia Aditia Yudis. Gara-gara Potret, gue juga hunting karya-karya dia yang lain. Sejauh ini gue baru punya tiga sih. 

Potret sendiri, gue udah baca sejak cerita ini diterbitkan secara berkala di Storial. Jadi sebelum membeli bukunya, gue sudah tahu kisahnya akan seperti apa. Tapi bagi gue gak masalah karena keistimewaan novel ini bukan di alur ceritanya. Mungkin karena pada awalnya diterbitkan dalam format cerita pendek yang bersambung-sambung, setiap chapter di novel ini punya mood, makna, dan detail yang berbeda-beda. Tapi ketika digabungkan ke dalam satu kesatuan, mereka klop. Ada benang merahnya. Walaupun agak samar, alur ceritanya bukan jenis yang meminta pembaca untuk menebak-nebak, dan memang terkesan melompat-lompat. Tapi disanalah letak keistimewaannya. Pembaca bisa secara acak membuka chapter mana saja dan tetap menikmati cerita tersebut. 

Keistimewaan selanjutnya terletak di karakter. Contohnya Saddam. Walaupun sebenarnya di novel ini karakternya gak bisa dikategorikan ke protagonis atau antagonis, semuanya agak abu-abu. Saddam sendiri terkadang memberikan kesan ‘hero’ lalu di beberapa chapter selanjutnya terkesan sebagai ‘villain’. Agak-agak Jamie Lannister. Semua anggota keluarga Saddam juga sepertinya punya background cerita yang sangat menarik. Favorit gue ceritanya Leonora. Kenapa gue katakan “sepertinya” karena di setiap chapter kita cuma dikasih sneak peak aja tentang mereka. Kalau Potret kisahnya Saddam, kisah Leonora dan keluarga Saddam yang lain mungkin bisa ada bukunya tersendiri. 

Di sisi lain, karena karakter Saddam dan Tatyana yang terlalu kuat, ketika masuk ke plot, gue gak merasa ada perubahan yang berarti dari kedua karakter utamanya ini. Saddam & Tatyana di awal cerita dan Saddam & Tatyana di akhir cerita. Semacam mereka berdua ini ada di atas alur cerita. Ketika di alur ceritanya terjadi konflik mau gempa bumi kek, sampai dunia terbalik, ya tetap aja Saddam & Tatyana jadi pasangan yang terlalu cool untuk itu semua. 

Namun yang membuat novel ini masuk kategori favorit gue dan menempatkan penulisnya di daftar must-to-buy adalah diksinya dan caranya bercerita. Gue suka semua rangkaian kata-katanya. Ughh... dewa banget. Itulah yang menjadi alasan utama gue memutuskan untuk membeli novel ini. Dengan diksi, cara bercerita, dan konsep chapter yang berdiri sendiri seperti cerpen itu, gue gak akan pernah bosan dengan novel ini. 

KESIMPULAN

Potret is a hidden gem.  

RATING

QUOTE

"Kamu pasti merasa putus asa, Tatyana. Kamu enggak bisa berhenti memikirkannya sampai enggak ada jalan lain kecuali bicara denganku." – Hal. 89

"Aku enggak ingin membuka lagi jalan untuk kami. Sedikit aja. Dia selalu menemukan jalan untuk kembali." – Hal. 89 

"Mustahil untuk jatuh cinta tanpa menyakiti hati yang lain. Sadar ataupun tidak, ketika seseorang jatuh cinta, akan ada orang lain yang terluka." - Hal. 167 

"Jika kamu jatuh cinta pada orang lain, aku akan melepaskanmu." – Hal. 379