FOUR (DIVERGENT), SEBUAH PELENGKAP


FOUR – A DIVERGENT COLLECTION


Veronica Roth

288 halaman

Goodreads rating: 4,17

Cetakan III, Januari 2015

Penerbit Mizan


---

   Gue sebenarnya sudah membaca Four beberapa bulan yang lalu. Dan baru ingat hari ini kalau belum menulis reviewnya. Yah, kalaupun buku ini bisa disebut novel. Segitu gak berkesannya.

   Sesuai kalimat di cover, A Divergent Collection, Four cuma pelengkap trilogi Divergent sebagai koleksi tambahan. Saat itu gue sedang tergila-gila dengan Insurgent, jadi gue gak mikir panjang dan langsung menyerahkan FOUR ke mba kasir. Which is very wrong decision. Harganya hampir menyamai tiga buku utamanya!

   Kalau melihat dari pengantar penulis, Four adalah draft asli Divergent, yang gak jadi. Karena pada awalnya Veronica Roth ingin menulis Divergent dari sudut pandang Tobias, tapi stuck dan gak berkembang. Syukurlah dia menemukan karakter Tris.

   Inti dari koleksi pelengkap ini –gue gak mau menyebutnya novel- adalah cerita Tobias pada saat transfer ke Dauntless, hari-hari inisiasi, hari-hari setelah inisiasi dan bertemu ibu yang ternyata tidak meninggal, hari-hari melatih Tris hingga penyerangan Dauntless, dan beberapa scene ekslusif bersama Tris.

Nothing new.

   Adegan-adegan bersama Tris bisa pembaca temukan di buku pertama trilogi ini, Divergent. Koleksi pelengkap ini hanya menceritakan adegan tersebut dari sudut pandang Tobias. Itu pun cuma adegan-adegan tertentu. Yang seperti kita ketahui kalau telah membaca Allegiant, gak menarik.

   Begitu pula kisah Tobias sebelum kehadiran Tris. Masa transfer, inisiasi dan segala macam itu. Garis besarnya telah gue ketahui setelah menyelesaikan tiga buku utama. Gak ada yang begitu istimewa sampai bisa mengubah perasaan gue setelah membacanya. Dan gak berpengaruh banyak juga pada alur cerita utama. Kebanyakan sih tentang perasaan-perasaan Tobias aja. Jangan salah paham. Koleksi pelengkap ini gak memiliki alur cerita. Cuma cerita pada even-even tertentu yang digabungkan. Jadi ceritanya gak utuh.

   Kemunculan koleksi pelengkap ini menunjukkan seberapa suksesnya Trilogi Divergent. Atau Four. Khususnya Theo James. Banyak cewek yang tergila-gila dengan Four atau Theo sehingga sayang aja gitu kalau gak dimanfaatkan. LOL. Gue aja heran kenapa banyak suka. Kalau di novelnya, Four terlihat sangat oke cuma di Insurgent dan setelah membaca Allegiant, isi pikirannya cewek banget. Kalau di filmnya, gue rasa kepopuleran Four adalah faktor Theo. I mean, Theo itu cowok banget, ganteng, suaranya dalam, killer body, tatoan, jagoan, dan sebagainya, dan sebagainya. Dia akting jadi gembel juga pasti banyak yang suka. Jadi, teori gue, para cewek yang mengatakan kalau mereka mengidolakan Four, sebenarnya mengidolakan Theo sebagai Four. Belum baca bukunya sih.

   Nilai plus: bisa mengenal Four lebih dalam. Terutama tentang kehidupannya pada saat menjadi Abnegation.


Kesimpulan:
Save your money!


RATING


QUOTE

“Namaku Four,” kataku. “Kalau kau panggil aku ‘Kaku’ lagi, maka kau dan aku akan punya masalah.”

Post a Comment

0 Comments