DAN HUJAN PUN BERHENTI



Dan Hujan Pun Berhenti


Penulis: Farida Susanty

Penerbit: Grasindo

Tahun terbit: Cetakan kesembilan, Maret 2016

Tebal: 322 halaman

Goodreads rating: 3,60


---


I can’t believe I buy this novel. Dammit!

It’s really not worth my money.

   Gue berhenti baca di halaman 276. Gue gak pernah sekejam ini. Gue selalu berusaha menyelesaikan sebuah novel (sebelum menulis review), betapapun ceritanya gak lagi menarik. Demi keadilan. In this case, pendapat gue gak akan berubah bahkan jika seandainya gue menyelesaikan novel ini sampai halaman akhir. 

   Chapter awal sangat menipu, satu-satunya yang keren dan bisa gue toleransi. Everything goes wrong after that. Kesannya novel ini dibuat dalam waktu singkat.


Pertama,

   CAPSLOCK. Banyak banget capslock. BANYAK! BANGET! Semua kemarahan dan teriakan karakter ditulis dengan CAPSLOCK. Which is, BANYAK BANGET. Karena semua karakternya punya kesamaan, suka membentak, teriak dan marah. Gak peduli dia remaja tanggung, ibu, ayah, adik, kakak, teman-temannya Leo, bahkan guru BP. 

Btw, nama karakter utamanya keren. Leostrada. 

Intinya semua orang dalam novel ini darah tinggi semua, punya masalah anger management. 


Kedua, 

Everythings wrong with Leostrada. 

   Misalnya nih, kalau gue kabur dari rumah, hal pertama yang ada di pikiran gue adalah kerja. Gue harus kerja, gue gak mau menerima recehan dari orang tua gue lagi, kalau gue benci mereka. 

   Si blasteran Jepang Leo ini gak kerja. Sekilas gue baca kalau dia pernah kerja tapi berhenti. Karena Chasey, kakak tertuanya. Masih kuliah dan untungnya punya penghasilan, mau membiayai Leo. 

   Gue curiga Leo gak paham konsep kabur dari rumah. Kalau gue kabur dari rumah, secara tidak langsung gue mengumumkan bahwa “I can live by myself without all of your help. And I will fucking prove it.”

   Da kabur membawa mobil. Yang tentu saja dibeli dengan uang kedua orang tuanya yang tajir. Loh, katanya benci?

   Ketika Chasey berhenti mengirim uang selama dua bulan, Leo menunggak sewa kontrakan dua bulan, air dikontrakannya distop, sampai dia gak bisa beli bensin mobil Escudonya. Apa yang Leo lakukan? Tawuran dan MASIH GAK KERJA! Ajaibnya remaja yang secara teknis udah jatuh miskin seperti Leo masih mempertahankan mobil Escudonya. 

   Menghadapi semua masalah itu, penulis menggambarkan pikiran Leo semacam: “Terserahlah. Gue pengen mati.” 

   Jadi jangan salahkan gue untuk menarik kesimpulan bahwa Leo sebenarnya adalah anak orang kaya yang manja dan tukang ngambek. 


Ketiga, 

Guru BP.

Namanya Pak Hikmat. 

Beberapa kalimat Pak Hikmat sebagai berikut:

“DIAM KAMU, ADI!” bentak Pak Hikmat. “Bapak tahu jelas kalian memang jagoan sekolah kalau masalah sok liar! APALAGI SI LEO! INI ANAK PALING BUSUK OTAKNYA!” tunjukknya kasar, “PALING KURANG AJAR! LIAR!!!” Ia menggebrak meja

“Pantas anaknya jadi liar seperti kamu. Orang tuanya seperti itu. Latarnya seperti itu.”

Kecurigaan gue yang lain, penulisnya benci guru BP. 

   Ajaib banget Pak Hikmat ini. Sebagai guru BP dia mengata-ngatai Leo ‘PALING BUSUK OTAKNYA’ dan menghina orang tua Leo pula. Apakah realistik seorang guru (apalagi BP) berkelakuan seperti itu? 

Dalam novel ini, BAHKAN EMOSI GURU BP JUGA LABIL !!!!!

Kalau gue laporin ke dinas pendidikan, guru BP semacam Pak Hikmat bisa kena sangsi. 


Keempat,

Romance failed. 

  Nama karakter utama ceweknya: SPIZAETUS CAERINA. Kalau Spiza aja lumayan keren, kalau Spizaetus, entahlah. 

   Spiza mirip Iris, Leo jadi tertarik dengan Spiza. Leo tipikal bad boy tukang rusuh cari perhatian, Spiza nerd yang suka nongkrong di perpus. Secara alamiah berdasarkan hukum novel percintaan mereka akan jatuh cinta. They did, dengan segala keanehan interaksi di antara mereka. Terutama saling berteriak di perpustakaan (dan gak ada petugas perpus yang menegur). 

   They had sex too. Karena novel ini PG-13 jadi kejadian itu diceritakan tersirat secara tidak langsung. I know they did. Ketika Leo merasa bersalah dan Spiza menenangkan dengan mengatakan kalau dia gak akan sampai punya anak. 

Still, what a mess. 

   Cuma sebentar aja bahagianya. Ternyata kematian Iris ada kaitannya dengan Spiza. Dan karena Spiza sejak awal mengetahui (mengetahui ya, bukan mengenal) Iris, Leo menganggap ia pengkhianat karena tidak pernah bercerita sejak awal. Leo murka. 

Kayak lingkaran setan ya? Semua orang punya kaitan. 

   This is unfair for her. Spiza udah judes-judes ke Leo supaya Leo menjauh, udah merasa bersalah kebangetan sampai mau bunuh diri, udah minta maaf kepada keluarga Iris. Tapi Leo masih menuduhnya pembunuh dan pengkhianat. Seharusnya kalau ada orang yang mengerti Spiza, orang itu adalah Leo. 

   Kalau pada akhirnya Spiza hamil, lengkap sudah drama remaja labil ini (gue gak tahu karena gue gak baca sampai akhir). 

To be honest, plot romance semacam itu basic banget. 


Kelima,

   Konflik keluarga yang bahkan lebih drama. Serius. Konflik keluarga Leo yang akhirnya membuat gue memutuskan untuk berhenti baca. Karena sangat, sangat, sangat melelahkan untuk dibaca. Sampai gue gak ingin membahasnya. 

Intinya.

Baca novel ini bikin capek.



KELEBIHAN 

Ketika Kazi dan Leo berbicara dengan bahasa Jepang.

Chapter awal. 

Dan quote ini: 

“Kamu mau bunuh diri?”
“Ya, asal tidak hujan.”


TESTIMONI GOODREADS

I have read this book to a point that I dont think I’ll read any further. The language feels coarse, the plot feels artificial, the characters lack of depth, but then, what do I expect? –Annisa

KESIMPULAN

Gue gak ngeti kenapa novel ini menang Khatulistiwa Literary Award 2007. Apalagi sampai ada pembaca yang ngasih review 5 bintang. 



RATING




QUOTE


“Statistik adalah jelmaan kebohongan nomor tiga, menurut Benjamin Disraeli.” Leostrada

Post a Comment

6 Comments

  1. Salam Gan, ulasan yang menurut gue sungguh-menarik-banget. Karena lo bisa ngebuat ulasan ini tanpa nyelesain baca buku tersebut. memang banyak yang komen ke gue bahwa "dan hujan pun berhenti" ini nguras banyak tenaga dan alhasil mereka tidak baca sampai akhir. Ada juga yang baru baca bab pertama udah bilang nggak ngerti. Saran gue Gan, coba deh baca sampai akhir. Walau lo bilang cape, tapi percaya atau nggak gue suka endingnya. Segitu aja Gan, terima kasih ulasannya.

    ReplyDelete
  2. Ini novel teenlit paling bagus yang pernah gue baca :') walaupun baca nya pas gue SMP, padahal pas smp gue udh baca buku bukunya dan brown dan agatha christie, but still buku ini bagus banget menurut gue. Emosinya dapet

    ReplyDelete
  3. Gue ngakak baca review ini, kenapa? Baca sampai akhir aja belum kok udah bikin review?
    1. Semua orang di sini teriak2, gue kalo denger orang berantem sebagian besar teriak2, kalo anda ga pernah liat ato jarang liat, antara anda ga merhatiin atau anda hidupnya ga ada turbulensi sama sekali
    2.Leo bukan karakter sempurna, sifatnya pun menurut gue ada sisi kekanak2annya, tapi itulah yang bikin dia kayak manusia, gue kenal orang yang mirip Leo, "Kalo gue kabur dari rumah" YA ITU KAN ELO BUKAN DIA JANGAN DISAMA2IN DONG, BEDA ORANG
    3. "Masa ada guru BP kayak gt" GURU BP GUE KAYAK GT, dia hina2 anak muridnya di depan orang tua muridnya sendiri dengan kata2 ga pantas, dunia anda belum luas kalo masi mikir "kok bisa sih"
    4. romance basic maksudnya apa? Seperti yang gue bilang di awal, Leo masi punya sifat kekanak2an, labil, makanya sampe pada akhirnya dimarahin Chasey, makanya dia nanggepin apa yang terjadi antara spiza dan Iris seperti itu, ya karena emang sifatnya gt, pas ibunya meninggal, dia baru belajar untuk lebih dewasa, juga apa yang terjadi dengan Spiza dia bisa nerima akhirnya, ITULAH YANG GUE NAMAKAN CHARACTER DEVELOPMENT, GA PEDULI KARAKTERNYA SE MESS APA, KALO DI AKHIR DIA BERUBAH, KENAPA NGGA? ga ada manusia yang perfect, banyak orang yang ngelakuin kesalahan kayak Leo, tapi di sini Leo berubah
    5. Konflik keluarga Leo tuh banyak juga kok yang ngalamin, gue kenal orang yang orang tuanya kayak gt, "drama", terserah lo mau bilang drama ato apa, tapi emang nyatanya ada orang kayak gt

    "Capek baca novelnya" Ya emang baca novel dark capek, gue sering baca cerita psychological, banyak yang berhubungan dengan mental illness, capek tapi jadi bisa paham kalo ada yang ngalamin hal yang dialami karakter2 di sini seperti Leo atau Spiza, kalo anda ga bisa relate sama novel ini, ya udah gapapa, tapi anda aja ga baca sampe akhir, kok udah bisa judge sampai segitunya

    ReplyDelete
  4. Padahal ini novel teenlit yg paling gue favoritin. Please baca dulu sampe akhir, terus kasi review.

    Saya ngakak baca review anda

    ReplyDelete
  5. Emang kalo mau nulis review itu bakal lebih bagus kalo dibaca sampai habis. But I can't blame you for that.

    Ane sendiri yang udah baca ceritanya sampe abis, ceritanya emang bikin capek :)

    Endingnya nggak bad, tapi unfitting buat cerita dengan konflik dan drama yang berlapis-lapis yang gaada abisnya. Kek, waw, tiba tiba masalahnya kelar begitu aja.

    Si tokoh utama sendiri nggak ada redeeming qualitynya. Macam sadboy desperate yang delusional dan ga tau cara bersyukur. Kalo ini premis awal tokoh ane ga masalah, tapi dia ga berkembang di sepanjang jalan cerita. Dia baru berubah di akhir cerita, sebelumnya karakter dia gitu gitu aja. Bisanya teriak teriak mulu.

    All in all, menurut ane ini cerita terlalu memaksakan diri buat jadi dark, kesannya malah terlalu edgy.

    But Kevin is good tho. He's best boi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Edit: ane paham si tokoh utama ni bisa dibilang mentalnya bermasalah (seenggaknya itu yang berusaha author gambarkan). That explains, but that doesnt condone his actions.

      Delete