RAINBIRDS


RAINBIRDS

Clarissa Goenawan
Gramedia Pustaka Utama
2018
400 halaman
Goodreads rating: 3,4

--
RAINBIRDS bercerita mengenai kisah Ren Ishida dan misteri kematian kakaknya, Keiko. Setelah bertahun-tahun tidak bertemu dan hanya berhubungan melalui telepon setiap minggu, Ren menerima kabar bahwa kakaknya tewas dibunuh dan polisi belum menemukan pelakunya. Ketika Ren pergi ke Akakawa, kota kediaman kakaknya, ia hanya berniat mengurusi pemakaman. Namun kematian Keiko begitu tiba-tiba dan memunculkan banyak pertanyaan di benak Ren. Tanpa disadarinya, Ren mulai mengikuti jejak Keiko dan mengisi posisi yang ditinggalkannya, menjadi guru di kursus bimbingan belajar dan tinggal di rumah politisi ternama, di kamar yang dulu ditempati Keiko. 

Dari orang-orang yang dulu juga mengenal Keiko dan rutinitasnya di Akakawa, Ren menemukan rahasia Keiko yang tidak pernah diketahuinya. Sosok gadis kecil berkuncir dua juga selalu di mimpinya dan berusaha menyampaikan sesuatu. Membuat Ren semakin penasaran untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi di malam Keiko terbunuh. 

**

Kesan pertama gue ketika membaca novel ini adalah alurnya yang tenang dan narasinya yang terkesan datar tanpa emosi. Persis seperti apa yang gue rasakan ketika membaca Norwegian Wood (yang btw, gak pernah selesai). Tapi ketika lo sampai ke bagian-bagian tertentu, it feels like someone grip your heart. Dan tiba-tiba aja lo ngerti apa yang dirasakan Ren. Itu poin plus, tapi kalau lo gak serius-serius amat baca, bisa jadi novel ini terkesan membosankan. 

Gue juga terkesan sekali dengan cara penulisnya memadukan masa kini Ren di Akakawa dan flashback yang dilakukan Ren dengan memori-memori kakaknya. Smooth banget. Gak terasa transisinya dan malah jadi satu kesatuan cerita. Dan itu gak sekali dua kali dilakukan tapi berkali-kali. 

Menurut gue pribadi sih keistimewaan Ranbirds adalah dari makna-makna tersiratnya. Dari 19 burung yang dilepas Keiko saat ia berulang tahun kesembilan belas sampai burung-burung yang dilihat Ren saat ia menabur abu Keiko. Kesamaan yang berulang, kisah cinta ayah dan ibu Keiko dengan kisah cinta Keiko sendiri, kisah Keiko dan Tsuda sensei dengan kisah Ren dan Rio Nakajima. Bikin plotnya cantik banget, semacam memiliki pola. 

Mengenai karakternya, Ren Ishida. Sampai halaman akhir pun gue gak dapat bayangan seperti apa sosok Ren, secara fisik. Walaupun mungkin ada dijelaskan dan gue gak terlalu memperhatikan. Tapi yang gue perhatikan adalah hampir semua wanita di novel ini rasa-rasanya memiliki ketertarikan dengan Ren. Mungkin memang wanita Jepang sukanya yang semacam Ren, dingin, gak agresif, cool, tapi perhatian. Sasuke Uchiha minus bagian perhatiannya. Dari semua kisah Ren dengan wanita-wanita itu yang paling menarik adalah kisahnya dengan Rio Nakajima. 

Walaupun dipromosikan sebagai novel tentang misteri, sejujurnya ada beberapa hal yang tidak terjawab sama sekali atau memang sengaja dibiarkan mengambang. Gue sih curiga dan bertanya-tanya tapi di novelnya sama sekali gak diceritakan. Mengenai ibu Keiko, kenapa Keiko memilih tinggal di Akakawa setelah kepergiannya dari rumah. Kalau lo sudah baca novel ini lo pasti paham maksud gue. Apakah Keiko berusaha mencari you know what I mean. Dan kenapa Keiko mengulangi hal yang sama seperti yang dilakukan ayah dan ibunya. Tapi gue suka perpaduan misteri dan agak-agak mistis yang dikesankan dengan munculnya karakter gadis kecil berkuncir dua di dalam mimpi Ren. 

Mengenai plot twist-nya, gue sebenarnya agak kecewa. Di bagian mendekati akhir di mana petunjuknya satu demi satu mulai berkaitan, gue excited banget ketika membacanya. Tapi ketika momen itu datang, gue merasa ada yang kurang aja. Gue gak bisa memahami kenapa Keiko dengan laki-laki ini. Karena mengenai laki-laki yang gue maksud ini, di novelnya sendiri gak terlalu banyak diceritakan. Memang kalau dilihat dari dari petunjuknya, dia paling cocok sebagai kunci kematian Keiko, dari motif dan segala hal. Tetap aja sih menurut gue ada yang kurang. Dan siapa pembunuh Keiko pun tidak sepenuhnya terjawab secara pasti. 

Gue kira pas beli, ini novel lokal dari nama penulisnya. Ternyata terjemahan. Secara keseluruhan sih, semua kekurangan novel ini tertutupi oleh keistimewaannya. Gak salah jadi winner of bath novel awards.  

RATING


QUOTE
Kesedihan itu sendiri tak akan menyakiti siapa pun. Hal-hal yang kaulakukan ketika sedang sedihlah yang bisa menyakitimu dan orang-orang di sekitarmu – Hal. 127



Post a Comment

0 Comments