CERITA-CERITA TIMUR: DONGENG DARI DONGENG

Cerita-Cerita Timur

Marguerite Yourcenar
Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
2007
165 halaman
Goodreads Rating: 3,91

--

Pada mulanya saya mengira buku ini merangkum khazanah kisah-kisah Asia atau cerita modern berlatar belakang Asia. Itu tidak lepas dari judulnya yang khas merujuk pada bagian timur dari pada bumi sebagaimana lazim disebut sebagai benua Asia.

Namun, ketika membaca pengantar dari Henri Chambert-Loir, seorang akademisi yang lama tinggal di asia tenggara, Cerita-Cerita Timur karya Marguerite Yourcenar bukan hanya menuliskan kembali dongeng dari Asia, tetapi juga dongeng dari arah timur Perancis, seperti Yunani, Albania, Serbia, dan Turki.

Pembaca yang Lahap

Marguerite Yourcenar merupakan penulis Perancis yang mendapatkan kewarganegaraan Amerika Serikat pasca perang dunia kedua. Ia perempuan yang tidak pernah menikah, dan hidup bersama kawan perempuannya di sebuah pulau kecil di Amerika Serikat.

Yourcenar lahir di Belgia pada tahun 1903, sang ibu kemudian meninggal dunia beberapa waktu kemudian. Yourcenar kecil memiliki ayah yang kaya raya, tetapi lebih tertarik pada judi dan bersenang-senang. Ia dan sang ayah lalu banyak berkeliling eropa dan berpindah dari satu kota ke kota lainnya. Itu membuat Yourcenar kecil hanya memiliki sedikit kawan.

Di tengah kehidupan kecilnya, ia senang membaca banyak buku sastra, seperti novel-novel Thomas Hardy, Joseph Conrad, Leon Tolstoi, Thomas Mann, Selma Lagerlof, dan Henri de Monthertlant, serta otobiografi Gandhi, juga drama-drama Henrik Ibsen dan Anton Chekov. Karya-karya yang ia baca itu membuat karya-karyanya menjadi kaya atas bahasa, kosakata, dan wawasan yang universal. Yang pada akhirnya membuat karyanya pun bernuansa universal.

Cerita-Cerita Timur terbit pertama kali pada tahun 1938 dengan judul Nouvelles Orientales. Saat itu ia sudah berusia 35 tahun. Gaya tulisan di buku tersebut diakui banyak kritikus sangat amat indah. Bahasa yang puitis dan kaya kosakata, membuat dirinya beberapa tahun kemudian diterima sebagai anggota perkumpulan budayawan eksklusif, Academie Francaise.

Berdasarkan latar belakang itu, saya pun mengakui keistimewaan buku Cerita-Cerita Timur. Meskipun kisah di dalamnya diperoleh dari saripati dongeng dari berbagai negeri ketika ia berkunjung ke negeri-negeri di bagian timur, tetapi penceritaan kembali yang dilakukan Yourcenar sungguh brilian. Pembaca akan merasakan emosi dan perasaannya tersentuh oleh tokoh-tokoh cerita dari kesepuluh cerita di dalamnya.

Menguras Air Mata

Seperti di cerita pertama berjudul Bagaimana Wang-Fo diselamatkan. Mengisahkan tentang pelukis Wang-Fo yang dijatuhi hukuman mati karena membuat lukisan yang terlalu indah sehingga mengesankan seorang raja bahwa dunia ini hanya berisi keindahan tanpa adanya keburukan di dalamnya.

Sementara pada kisah Senyum Marko memuat cerita sejarah pertikaian Serbia dan Turki di masa lampau. Seorang pahlawan bernama Marko disiksa oleh orang-orang Turki, tetapi masih bisa bertahan hidup dan membawa lari seorang gadis cantik.

Ada pula dongeng dari Yunani mengenai peri-peri di hutan. Meskipun bertubuh indah dan berparas cantik, peri-peri itu berhati jahat dan dikabarkan mengganggu manusia. Seorang di antara penduduk bahkan dibuat gila karena pernah melihat dan bercinta dengan peri-peri. Namun, kemudian datang seorang rahib dengan maksud menghancurkan kehidupan para peri di hutan dengan cara mengurung mereka dalam gua. Lalu rahib tersebut memagari dengan salib pintu masuk gua.

Tidak hanya itu, kisah-kisah lain juga punya daya untuk membuat air mata pembaca meleleh pelan-pelan. Seperti di kisah Susu Kematian. Diceritakan ada kepercayaan masyarakat bahwa sebuah menara tidak akan berdiri tanpa menguburkan hidup-hidup seorang manusia. Tumbal dari menara tersebut justru adik ipar dari pembuat menara. Dan air susu dari payudaranya terus mengalir sampai dua tahun meskipun tubuhnya terkubur di bawah menara, untuk menghilangkan dahaga bayinya.

Cerita-Cerita Timur membuat saya memikirkan kembali bahwa dongeng bisa dijadikan dongeng lagi. Tentu menceritakan kembali sebuah mitos, legenda, atau dongeng bukan sesuatu yang mudah. Belajar dari cara penulisan Yourcenar, para penulis bisa menuliskan kembali dongeng dari daerah masing-masing.

Keinginan telah mengajarkan kepadamu, betapa sia-sianya keinginan. Penyesalan mengajarkan betapa sia-sianya penyesalan. Bersabarlah wahai kekeliruan, karena kami semua menjadi bagianmu. Bersabarlah wahai ketidaksempurnaan, berkat engkaulah kesempurnaan menyadari dirinya. Bersabarlah kemarahan,  karena engkau tidak kekal abadi... - Hal 147